ANALISIS LUBE OIL
Secara umum hal yang dianalisis dari sampel lube oil pada rotating equipment terdapat tiga analisis yaitu, analisis lube oil properties, analisis Kontaminasi pada oli dan analis wear pada mesin. Parameter yang dianalisis untuk fluid properties diantaranya adalah viscositas, viscositas index, Acid number, Base Number, Dielectric Constant dan Oxidation. Kondisi umum fluid properties pada oli yang digunakan pada equipment dapat dilihat pada gambar di bawah ini, dimana nilai dari parameter akan naik apabila oli sudah lama digunakan.
RPVOT (Rotating Pressure Vessel Oxidation Test) adalah salah satu pengujian yang digunakan mengukur ketahanan oli terhadap oksidasi. Satuan RPVOT dalam menit, sehingga dengan pengujian ini dapat menentukan sisa umur pakai oli (RUL). Pengujian ini dilakukan untuk equipment yang menggunakan oli dalam volume yang besar seperti turbine.
Analisis kontaminasi pada oli adalah untuk mengetahui jenis-jenis kontaminasi dan dampak terhadap equipment, adapun jenis-jenis kontaminasi pada oli adalah seperti, kontaminasi solid, kontaminasi air, kontaminasi udara, bahan bakar, dan kontaminasi panas. Kontaminasi solid adalah penyebab utama kegagalan suatu equipment dari system pelumasan. Untuk mengetahui kondisi jumlah partikel didalam suatu sampel oli digunakan standard ISO 4406:99 (R4/R6/R14), dimana R4 adalah jumlah partikel yang berukuran lebih dari 4 mikron, R6 lebih dari 6 mikron dan R14 adalah jumlah partikel yang berukuran lebih dari 14 mikron.
Contoh penulisan ISO Code untuk jumlah partikel Particle 4 mikron = 16.700 particle / mL, Particle 6 mikron= 9.210 particle/mL, Particle 10 mikron= 4.624 particle /mL, Particle 14 mikron = 1.217 particle/mL adalah ISO 21/20/17. Analisis wear dilakukan karena kegagalan equipment disebabkan oleh tiga faktor yaitu karena equipment tersebut telah usang, adanya degradasi permukaan dan kecelakaan.
Abrasive wear adalah kerusakan yang dihasilkan dari pengikisan partikel antara dua buah permukaan yang bergerak yang disebabkan oleh partikel pengotor di dalam oli. Adhesive wear adalah kerusakan yang dihasilkan dari kontak dari metal dengan metal yang bergerak disebabkan karena pelumasan yang tidak sesuai, viskositas yang rendah, high temperature dan beban yang berlebih. Fatigue wear adalah kerusakan dihasilkan dari micro-crack yang disebabkan oleh beban bolak balik, penyebanya berasal dari misalignment, and imbalance.
DOWNLOAD PDF